Kamis, 20 Juli 2017

Hanya Karena Anak Tukang Parkir Seorang Siswa Tidak Diterima Oleh Sekolahnya!!!


Seorang siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) bernama Bayu tampak menangis sesenggukan setelah dirinya dilarang masuk kelas.

Alasan yang diberikan pihak sekolah pun dianggap tak masuk akal. Pasalnya, pihak sekolah mengatakan bahwa kursi untuknya telah digunakan oleh siswa lain.

Ia ditanyai oleh seorang laki-laki dewasa.Bayu mengaku sudah diterima sebagai siswa baru di SMPN 12 Kota Malang.

Sesampainya di sekolah, sebuah kabar mengejutkan diterimanya.

Seseorang yang menemui Bayu mengaku telah ditelepon kepala sekolah untuk mengabarkan sekolah sudah penuh.

Menurut orang itu, kursi yang seharusnya menjadi hak Bayu telah diisi oleh siswa Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).

Selama ditanyai oleh pria tersebut, Bayu menangis sesenggukan dengan wajah yang amat sedih dan mental yang terpukul.

Ketika ditanya tentang pekerjaan orang tuanya, Bayu mengaku bapaknya bekerja sebagai tukang parkir, sementara ibunya adalah ibu rumah tangga.

Video yang diunggah pengguna akun Facebook Agustinus Tedja sekitar pukul 11.00 itu berulangkali dibagikan netizen.

Beragam komentar juga memenuhi posting-an tersebut.

Dia menuliskan kisahnya seperti ini:

Kebenaran itu muncul dengan sendirinya.

Jangan ada lagi terjadi hal semacam ini lagi, atas nama pelaku perlindungan anak, anak adalah harus dilindungi dan tidak boleh ada terjadi kejadian yang dapat menjadikan semangat anak untuk mau sekolah hilang karena keteledoran sistem yang tidak koordinasi seperti ini.

Apalagi rekomendasi tersebut adalah sudah sesuai prosedur bagi anak anak yg masuk melalui jalur pra sejahtera.....

"kami akan lakukan koreksi dan intropeksi atas nama Kapala sekolah SMPN 12," kata kepala sekolah SMPN 12.

Kejadian kemarin sebenarnya tidak harus terjadi apabila bagian kesiswaan melakukan koordinasi dengan saya sebagai pengambil keputusan.

Terima kasih terimalah Bayu menjadi anak didik njenengan yang harus kita jaga semangatnya demi penegakan UU perlindungan anak.....

Untuk semua relawan jangan takut untuk memperjuangkan mereka yang harus kita jaga dengan hati.

Anak anak tidak boleh terintimidasi, terdiskriminasi dan jangan takut untuk sebuah kebenaran.

Jangan lupa kita punya ibu yang selalu menjaga semangat kita untuk anak anak tetap sekolah. Kadiknas kota Malang. Ibu Zubaidah.

“kasihan sekali.. moga anak itu cepet dapat sekolah dan kelak tercapai cita-citanya,” komentar akun Soe Kwe Ceng Ceng, dilansir malangtimes.com

0 komentar :

Posting Komentar