Minggu, 10 Desember 2017

"Hasil Studi" Cinta Pada Pandangan Pertama Tidak Pernah Ada!!!


Kenal istilah 'Cinta pada pandangan pertama'? Ya, itu adalah sebuah frasa umum yang sering dipakai untuk menggambarkan perjumpaan pertama seseorang dengan yang terkasih.

Hal tersebut juga turut diungkapkan oleh Pangeran Harry, yang mengatakan kepada awak media bahwa ia mengetahui Meghan Markle sebagai belahan jiwanya sejak pertama kali bertemu.

Bagaimana Anda bisa tahu dia adalah orangnya?", tanya wartawan kepada sang pangeran dalam wawancara pertunangannya dengan Meghan Markle.

Pangeran Harry lantas menjawab, "Sejak petama kali kita bertemu."

Sayangnya, apa yang diungkapkan Putra Kerajaan Inggris itu mungkin lebih didorong oleh 'nafsu'. Sebuah studi membuktikan, bahwa cinta pada pandangan pertama itu tidak nyata.

Para psikolog dari University of Groningen di Belanda telah menyelidiki secara ilmiah, untuk mengetahui apakah ungkapan yang sering muncul dalam film romantic-comedy itu benar-benar nyata. Demikian seperti yang dikutip dari The Independent

Hasil yang didapatkan tampaknya mengecewakan banyak pihak. Mereka menyimpulkan, apa yang banyak orang pikirkan tentang cinta pada pandangan pertama itu ternyata lebih menyerupai sebuah daya tarik fisik.

Kesimpulan itu didapat setelah dilakukan penelitian dengan melibatkan sebanyak 396 partisipan, 60 persen di antaranya adalah wanita heteroseksual yang merupakan pelajar dari Belanda dan Jerman.

Partisipan itu kemudian ditanyakan secara online perihal hubungan romansa mereka saat ini. Mereka lalu diperlihatkan foto dari berbagai orang asing, untuk kemudian diminta penilaian seputar rasa ketertarikan pada orang-orang tersebut.

Poin-poin yang dinilai pada saat itu adalah keintiman, gairah, komitmen dan perasaan cinta yang terwujud dalam ungkapan seperti, "saya merasa dia adalah belahan jiwa saya."

Mereka juga ditanyakan, apakah merasakan yang namanya cinta pada pandangan pertama ketika melihat foto tersebut.

Selanjutnya, diadakanlah sebuah 'kencan kilat', di mana para partisipan dipersilakan menghabiskan waktu 20 sampai 90 menit dengan orang yang dipilih untuk saling mengenal satu sama lain. Mereka kembali ditanyakan perihal perasaan terhadap calon pasangannya itu.

Hasil kemudian menunjukan, 32 partisipan yang kebanyakan laki-laki menceritakan sebanyak 49 pengalaman cinta pada pandangan pertama.

Namun, istilah cinta pada pandangan pertama yang mereka bicarakan itu lebih mengacu ke daya tarik fisik saja. Hal itu dinilai dari peningkatan poin pada alat ukur skala atraksi, yang menunjukan kecenderungan partisipan sembilan kali lebih besar melaporkan cinta pada pandangan pertama

Terkait percobaan kencan kilat, tidak satupun dari partisipan melaporkan, orang yang tadinya dianggap sebagai cinta pada pandangan pertama itu ternyata tepat.

"Kesimpulannya, temuan kami menunjukkan bahwa cinta pada pandangan pertama itu ternyata tidak berwujud cinta seperti yang mereka pikirkan," ujar para peneliti.

Mereka percaya, bahwa apa yang banyak orang anggap sebagai cinta pada pandangan pertama itu sebenarnya hanyalah daya tarik awal kita terhadap seseorang.

Menariknya, partisipan yang sedang menjalin hubungan pada saat penelitian dan percaya bahwa mereka telah merasakan cinta pada pasangannya sejak pertama bertemu, melaporkan tingkat gairah yang lebih tinggi dalam hubungan mereka dibanding partisipan yang tidak berbicara seperti itu.

Namun begitu, semua situasi dalam penelitian ini hanyalah skenario buatan, tidak realistis. Dengan masih banyak orang yang bersumpah bahwa mereka pernah pernah mengalami cinta pada pandangan pertama, penelitian ini mungkin tidak mengakhiri harapan orang akan romansa tersebut.

0 komentar :

Posting Komentar