Awalnya nenek moyang manusia hanya mengonsumsi tanaman, biji-bijian atau kacang. Baru pada sekitar 2,5 juta tahun lalu, mereka mulai mengonsumsi daging.
Tak hanya karena saat itu, secara evolusi, tubuh nenek moyang kita sudah mampu mencerna daging, mereka juga sudah punya alat untuk mendapatkannya hasil buruan.
Pada masa berburu dan meramu, nenek moyang manusia cenderung menghindari hewan-hewan yang bisa membuat tubuh sakit atau binatang yang bisa melawan balik.
Dan kini, kebanyakan manusia "nyaris makan segalanya" kecuali bagi mereka yang punya pantangan berdasarkan kepercayaan atau kesehatan.
Tak hanya tumbuhan dan biji-bijian, manusia sekarang mengonsumsi hewan darat, laut, burung-burung yang terbang di angkasa, bahkan sejumlah makhluk yang oleh nenek moyang kita tak terbayangkan untuk dimakan.
Dari banyak hewan yang dikonsumsi manusia saat ini, beberapa di antaranya ternyata mengandung racun mematikan. Berikut 5 di antaranya, seperti dikutip dari The Richest
1. Ikan Fugu
Ikan fugu (puffer fish) dianggap hidangan lezat di Jepang. Namun, jangan salah, ada racun mematikan yang terkandung di tubuhnya.
Hewan yang kebanyakan ditemukan di sepanjang pantai tropis dan di sungai-sungai di Afrika itu memiliki duri-duri kecil di sekujur tubuhnya, sebagai perlindungan agar tak dimangsa.
Ikan fugu juga punya kemampuan untuk mengembang seperti balon saat mereka merasa berada dalam bahaya.
Isi tubuh mereka sangat beracun sehingga jika seseorang memakan satu ons bagian yang salah, mereka akan mati dengan sengsara.
Fugu mengandung jumlah mematikan tetrodotoxin di organ dalamnya, terutama hati, ovarium, dan mata.
Jika racun sampai tertelan, korbannya akan merasakan kebas atau mati rasa pada bagian lidah. Gejala kemudian diikuti dengan muntah-muntah, sesak napas, dan kelumpuhan pada bagian tubuh.
Kematian bisa terjadi antara 4 hingga 24 jam setelah mengonsumsinya. Bahkan ada yang mengatakan, 10 menit. Belum diketahui obat apa yang ampuh untuk menangkal maut. Racun fugu lebih mematikan dibanding sianida.
Tetrodotoxin, racun yang ada pada ikan fugu diduga digunakan untuk membunuh kakak tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, Kim Jong-nam.
2. Burung Puyuh
Burung puyuh (quail) Eropa membuat sarangnya di tanah. Oleh karenanya, mereka mengonsumsi apapun yang tersebar di atas permukaan tanah.
Serangga, benih, dan buah-buahan kerap ditemukan di sarang buyung puyuh.
Banyak orang yang menyukai hidangan puyuh, karena rasanya yang lebih kaya daripada ayam, meski dagingnya tak terlalu tebal.
Burung puyuh panggang dilaporkan menjadi hidangan favorit Ratu Inggris Elizabeth II saat berkunjung ke Bellamy’s Restaurant di London.
Namun, bahkan seorang ratu pun perlu berhati-hati memakan burung puyuh.
Sebab, tiga pria di Turki dilaporkan tewas usai menyantap burung puyuh panggang. Sebelum meninggal, mereka mengalami sejumlah gejala, termasuk kelumpuhan dan sesak napas hingga mati lemas suffocation.
Diduga, mereka keracunan hemlock (Conium maculatum) -- yang menjadi santapan favorit burung puyuh. Racun itu diduga meresap ke daging puyuh itu.
Pada Zaman Yunani Kuno, hemlock kerap digunakan sebagai racun untuk mengeksekusi mati para tahanan.
Salah satu korbannya yang paling terkenal adalah filsuf Yunani, Sokrates pada 399 Sebelum Masehi.
3. Sayap Ayam
Ayam menjadi sumber protein favorit bagi banyak orang didunia. Dipanggang, digoreng, dikukus, direbus, ditumis banyak cara mengolahnya untuk dijadikan hidangan lezat.
Yang jarang disadari banyak orang, ukuran ayam saat ini makin besar, dipicu obat-obatan.
Sekitar 50 tahun lalu, besar ayam hanya seperempat yang ada di pasaran saat ini. Bayangkan ukurannya 50 tahun mendatang!
Sebuah laporan yang dirilis pada 2016 menyimpulkan, memakan bagian sayap ayam adalah tindakan yang tak disarankan, terutama bagi para perempuan. Bagian itu diyakini bisa memicu kista rahim.
Menurut House and Family Tips, steroid yang digunakan untuk membuat ayam jadi gemuk dan berdaging, yang disuntikkan di bagian sayap, tak bisa dihancurkan meski telah dimasak.
Konsentrasi tinggi steroid yang ditemukan di bagian sayap, diyakini terkait dengan pertumbuhan kista pada ovarium.
4. Kerang Darah
Kerang darah (Anadara granosa) adalah sejenis kerang yang biasa dimakan oleh warga Asia Timur dan Asia Tenggara. Hewan itu bisa ditemukan di perairan dangkal.
Mengapa disebut kerang darah, itu karena makhluk laut itu punya hemoglobin di tubuh mereka, sama seperti manusia.
Hemoglobin berwarna merah saat teroksidasi. Tak ada kaitannya dengan nama, yang berbahaya dari kerang darah adalah habitatnya.
Karena fakta bahwa mereka mengubur diri mereka di bawah pasir perairan dangkal, kerang darah kerap ditemukan di wilayah pesisir yang dekat dengan permukiman.
Karena wilayah pantai biasanya padat penduduk, air di sekitar habitat kerang darah biasanya mengandung mengandung limbah manusia dan hewan dengan level tingi.
Unsur itu kemudian masuk ke tubuh kerang darah, mengotori hewan tersebut dengan segala macam unsur jahat yang bisa memicu disentri dan tifoid.
Saat dikonsumsi, baik dalam kondisi mentah maupun direbus, unsur kotor tersebut akan bisa masuk kembali ke tubuh manusia.
5. Ubur-Ubur
Ada sekitar 2.000 spesies ubur-ubur di dunia. Kebanyakan dilengkapi tentakel yang tertutup duri berbisa yang bisa menyengat meski dalam kondisi terlepas dari hewan itu.
Pada 2006, ubur-ubur jenis Portuguese man o' war (Physalia physalis) bertanggung jawab atas 10.000 kasus sengatan pada manusia di perairan dekat Australia, demikian menurut Medical Journal of Australia.
Di sisi lain, ubur-ubur dianggap sebagai hidangan lezt. Saat menyajikannya di restoran, para juru masak memastikan hewan tersebut disiapkan secara hati-hati, dengan semua bagian beracun disingkirkan. Jika tidak, akibatnya fatal.
Salah satu makhluk yang diberi nama ubur-ubur Irukandji, yang besarnya seukuran lava bean atau biji mirip kedelai, mematikan jika sampai tertelan.
Ia adalah ubur-ubur paling beracun didunia. Dalam kasus berat, korbannya bisa menderita berminggu-minggu sebelum meninggal.
0 komentar :
Posting Komentar