Kehidupan berumah tangga sepasang suami istri yang belum genap sebulan harus kandas di tengah jalan karena hal yang sangat sepele.
Seorang wanita asal Mesir bernama Samar menceraikan sang suami, karena merasa bosan dengan pria yang baru ia nikahi dua pekan tersebut.
Dilansir dari laman Al Arabiya,wanita berusia 28 tahun tersebut menilai, sang suami terlalu rajin mengerjakan pekerjaan rumah hingga melupakan dirinya.
Alasan ini cukup aneh karena kebanyakan wanita menyukai laki-laki yang rajin bekerja.
"Ia memasak, menyapu, mengepel hingga mencuci pakaian," ujar Samar.
Tak tahan dengan perlakuan sang suami, wanita itu mengadu ke Pengadilan Keluarga di Kairo bahwa sang suami tak memberikan kebebasan kepadanya untuk mengurusi rumah. Ia mengaku seperti orang asing di kehidupannya.
"Ia sama sekali tak ada waktu untuk saya. Semalaman ia menyiapkan makanan untuk esok hari sehingga membuat dirinya terlalu lelah," ujar Samar.
"Saya hanya bisa duduk mengawasi ia bekerja setiap hari tanpa melakukan apa pun. Beda halnya dengan dia yang selalu bahagia mengerjakan pekerjaan rumah," tambahnya.
Kini, Samar sudah pada keputusan untuk mengembalikan mahar yang telah suaminya berikan di hari pernikahan. Hingga saat ini, pengadilan masih memproses perceraian yang diajukan oleh Samar.
Hal Serupa Juga Pernah Terjadi Karena Alasan Konyol Seorang Istri Menceraikan Sang Suami.
Kasus seorang istri yang menceraikan suami dan kemudian jadi sorotan media pernah terjadi di Taiwan. Juli 2017 lalu, seorang pria diceraikan oleh sang istri setelah mengabaikan pesan teks.
Dikutip dari laman BBC, pesan teks itu dikirim oleh sang istri melalui aplikasi Line. Setelah merasa diabaikan, wanita itu menceraikan sang suami melalui pengadilan keluarga di Distrik Hsinchu dengan barang bukti riwayat percakapan yang tak direspons.
Wanita dengan marga Lin itu menegaskan, dalam riwayat pesan teks, terlihat keterangan bahwa sang suami telah membaca pesan yang ia kirim. Setelah ia menunggu lama, masih tak ada jawaban.
Kejadian bermula ketika wanita tersebut mengalami kecelakaan parah dan harus dilarikan ke rumah sakit. Saat itu ia mengirim pesan kepada suami tentang kondisinya yang kritis.
Dalam sebuah pesan tertera, ia meminta sang suami untuk menjenguk sambil bertanya mengapa pesan yang selama ini ia kirim hanya dibaca tanpa ada balasan.
Penggugat juga mengakui, ada satu masa sang suami pernah menjenguknya di rumah sakit, tapi responsnya dingin dan terlihat seperti acuh tak acuh.
Setelah kasus tersebut dibawa ke meja hijau, hakim yang memimpin persidangan menerima tuntutan wanita tersebut. Ia menilai, tindakan itu disebut 'Blue Ticking' sebuah istilah yang mengacu pada tindakan membaca pesan namun tak meresponsnya.
Hakim di persidangan juga mengutip pesan-pesan yang diabaikan sebagai barang bukti bahwa pernikahan itu tak dapat diperbaiki lagi. Sehingga hakim mengetuk palu dan memutuskan keduanya resmi bercerai.
"Satu atau dua bulan pasca-kecelakaan, sang suami memang menjawab pesan. Tetapi pesannya terkait anjing peliharaan mereka. Dari sana, kami yakin tak ada rasa peduli yang ia tunjukkan," ujar hakim.
Kedua pasangan ini telah menjalani pernikahan sejak tahun 2012. Istrinya berusia 50 tahun, sementara sang suami berusia 10 tahun lebih muda.
Dari pengakuan wanita tersebut, ia mengalami beberapa kejadian yang tak mengenakan. Seperti harus menanggung semua kebutuhan keluarga sang suami yang meliputi kebutuhan makan, air, dan tagihan listrik. Belum lagi ketika ibu mertuanya yang selalu meminta uang untuk membayar pajak.
0 komentar :
Posting Komentar