Seorang wanita model berusia 19 tahun dari Amerika Serikat mengaku telah menjual keperawanannya kepada seorang pebisnis Abu Dhabi dengan harga 2,5 juta euro, setara dengan hampir Rp 40 miliar.
Situs web Cinderella Escorts yang berkedudukan di Jerman mengatakan bahwa angka pemenang lelang senilai 2,5 juta euro tersebut mengalahkan US$ 2,4 juta dari "aktor Hollywood" dan US$ 1,8 juta dari "politisi Rusia."
Situs web tersebut diketahui menganjurkan kaum wanita muda untuk melakukan lelang keperawanan mereka kepada kaum lelaki yang jauh lebih tua.
Wanita yang dikenal sebagai Giselle itu menjelaskan melalui pernyataan yang diterbitkan melalui situs web bahwa hasil lelang itu adalah "mimpi yang menjadi kenyataan," demikian seperti dikutip dari News.com.au
Menurutnya, "Setiap wanita harus memutuskan sendiri apakah sepadan memberikan keperawanannya tanpa bayar kepada kekasih yang kemudian putus hubungan, atau menjualnya."
"Tapi saya telah membuat keputusan dan sekarang bisa kuliah apapun sesuka saya, membeli rumah baru, dan berkeliling dunia. Penjualan itu memberikan saya begitu banyak kesempatan."
Giselle mengatakan bahwa tren penjualan keperawanan kaum wanita sebagai “suatu bentuk emansipasi” dan ia mengatakan "kaget" ada orang-orang yang menentang hal itu.
Lanjutnya, "Dengan kata lain, orang-orang itu ingin mengatur kamu tentang apa yang dilakukan dengan tubuhmu sebagai seorang wanita, tapi mereka menuduh orang lain yang menjualnya sebagai menentang emansipasi."
"Itu aneh. Faktanya kaum wanita bisa melakukan apapun yang dimaui dengan tubuhnya dan memiliki keberanian untuk menjalani seksualitas mereka bebas dari kritikus yang menentukan rambu-rambu empansipasi."
Giselle mengatakan bahwa jika ia ingin "meluangkan waktu pertama saya dengan seseorang yang bukan pacar pertama, maka itu adalah keputusan saya" dan bahwa dirinya "senang bisa menjadi bagian dari tren baru, bagian dari gerakan kaum wanita dalam sejarah masa kini."
"Gerakan kaum wanita yang mengayomi kebebasan dan penentuan sendiri seksualitas dan akhirnya menghancurkan tabu tentang keperawanan seorang wanita."
"Sebaliknya, seberapa banyak yang mungkin mau menyerahkan yang pertama kalinya jika bisa meraih 2,5 juta euro?"
"Sekarang semuanya telah diatur. Hotel di Jerman tempat bertemu dengan pembeli telah dipesan. Cinderella Escorts menemani saya ke pertemuan dan tidak jauh-jauh karena alasan keamanan."
"Saya memiliki kesempatan untuk membatalkan pertemuan itu kapanpun, tapi saya cukup yakin. Saya sebelumnya sempat berbicara dengan pembelinya dan kami saling mengerti."
Melalui sebuah pernyataan, Cinderella Escorts mengatakan "senang bisa membantu Giselle karena kamu mengerti mimpi dan motivasinya."
Bunyi pernyataan itu selanjutnya, "Para wanita dari Australia, Eropa, Afrika, Amerika Utara dan Selatan. Dari negara-negara Arab dan Asia. Hal ini membuktikan kepada kami bahwa keinginan untuk melelang keperawanan tidak ada kecualinya."
"Di sisi lain, tingginya angka lelang bagi Giselle membuktikan kepada kita tentang permintaan tinggi untuk perawan-perawan. Kaum pebisnis dari seluruh dunia telah ikut melelang. Sejauh ini, Cinderella Escorts hanya mengizinkan 40 perawan di situs kami, karena prosesnya panjang."
"Kami memastikan bahwa wanita-wanita itu tidak memiliki masalah psikologis, telah dewasa dan mengerti tentang keinginan mereka. Untuk itu, wanita-wanita tersebut harus bertemu seorang ahli psikologi untuk meyakinkan kami tentang hal-hal tersebut."
"Semua wanita itu melakukan seks menggunakan kondom. Kami mengatur hotelnya, tidak jauh-jauh dari nara hubung hotel seandainya ada masalah dan si wanita bisa membatalkan pertemuan kapan saja."
"Memang ada beberapa wanita yang mencari sendiri pembeli keperawanan mereka. Lebih aman kalau melakukannya melalui platform kami."
Kaum pria yang ingin melakukan seks dengan para wanita escort yang ditawarkan di situs harus menyetor 40 persen melalui transfer kepada akun bank milik Cinderella Escorts sebelum melakukan pertemuan.
Sisa pembayaran dilakukan dalam bentuk tunai kepada wanita itu di tempat penjualan seks. Pihak Cinderella Escorts akan memotong 20 persen.
Pendiri situs web itu baru saja disebut dalam media lokal sebagai Jan Zakobielski (26) yang masih tinggal di ruang bawah tanah rumah ibunya.
Pada awal tahun ini ia pernah mengatakan, "Tak seorangpun memaksa wanita-wanita muda ini melakukan apapun yang tidak mereka mau."
"Mereka memiliki pemikiran dan pendapat sendiri tentang seksualitas. Kami juga menolak para wanita kalau kami merasa ada orang lain di belakangnya atau mereka tidak mau menjual keperawanan karena keinginan sendiri."
0 komentar :
Posting Komentar