Apabila anak Anda sering bermain gim di gawai, coba gantikan dengan mainan Lego. Ratih Ibrahim M.M. psikolog dari Personal Growth mengatakan, permainan Lego ini bisa melatih motorik dan mengembangkan kreativitas anak.
Menurut Ratih, Lego merupakan sarana stimulasi yang tepat dan pas dengan perkembangan anak. Dalam hal ini Lego memiliki jenis-jenis yang sesuai dengan tahap perkembangan anak sesuai dengan usianya.
Ratih juga mengatakan, sebenarnya Lego sudah boleh diperkenalkan sejak bayi. Namun, setelah anak berumur di atas 1 tahun, Lego baru bisa dimainkan.
"Dengan satu kegiatan, main, dipaparkan dengan warna macam-macam, bentuk macam-macam, anak belajar tentang konsep dasar," kata Ratih dalam konferensi pers Lego Bricklive di PIK Avenue, Jakarta,
Membangun dan bermain Lego, menurut Ratih, juga cocok untuk orang dewasa karena bisa melepas penat. Para pencinta Lego berbagai usia juga bisa bersosialisasi dalam komunitas.
Selain itu, Lego juga tidak akan mengakibatkan ketagihan. Berbeda dengan permainan gim di gawai yang dapat mengakibatkan adiksi.
"Handphone yang sekarang layarnya seolah-olah statis," kata Ratih. Padahal, menurutnya, semua yang menggunakan energi listrik memiliki denyutan.
"Semua denyutan itu adalah stimulasi. Stimulusnya ditangkap oleh mata kita dan ditangkap oleh neuron-neuron dan kerja di saraf. Kita akan terus terstimulasi oleh denyut tadi," jelas Ratih. Sensasi inilah yang akan ditangkap oleh otak dan mengakibatkan kecanduan.
Stimulus ini tidak dimilliki oleh permainan fisik seperti Lego. Karenanya, balok-balok plastik ini aman untuk anak dan tidak berisiko menyebabkan adiksi.
0 komentar :
Posting Komentar