Minggu, 15 Oktober 2017

Kisah Seorang Pejual Mie Asal Taiwan Menjual 1 Porsi Mie Dengan Harga 4.4 Juta.


















Media internasional dihebohkan dengan sebuah restoran yang menjual mi dengan harga 10 ribu dolar taiwan atau Rp 4,4 juta semangkuk (asumsi dolar Taiwan sekitar Rp 447,87). Bukan hanya mahal, harga tersebut juga dianggap banyak orang tidak masuk akal. Namun ternyata, alasan pengusaha pemilik restoran tersebut menjual mi dengan harga fantastis sangatlah mengejutkan.

Hal ini diungkap oleh jurnalis Benny Luo yang rela datang ke Taiwan dan mencoba mi tersebut. Ia menuliskan pengalamannya mencicipi mi termahal di dunia tersebut di internet.

Dilansir dari nextshark.com, Minggu (15/10/2017) restoran yang menjual mi dengan harga sangat mahal tersebut bernama Niu Ba Ba yang terletak di daerah Neihu, Taipei. Untuk bisa makan di sana, Benny mengatakan pelanggan harus memesan tempat satu hari sebelumnya.

Betapa terkejutnya Benny karena ketika sampai di sana restoran tersebut sangat kosong. Hanya ada empat meja, dan ia merupakan satu-satunya pelanggan.

Tidak berapa lama, seorang pemuda keluar dan mempersilahkannya duduk. Dia ternyata adalah putra pemilik yang saat ini menjadi manajer di restoran tersebut. Kira-kira lima menit kemudian, Chef Wang Cong-yuan, pemilik restoran tersebut keluar untuk menyambut Benny secara langsung.

Sebelum mempersilakan memilih menu, Benny diajak melihat dapur tempat Chef Wang membuat hidangan. Ia juga bercerita mengapa menjual mi dengan harga sangat mahal.

Wang bukan hanya seorang ahli sup mi daging sapi, tapi dia juga membuktikan dirinya sebagai pengusaha yang cerdas dengan bagaimana menjalankan bisnisnya.

Chef Wang menuturkan, sebelum menetap di lokasi saat ini, restoran asli berada di tempat yang bisa memberi makan hingga 1.000 orang per hari. Namun, dia menyadari karena memiliki lebih banyak pelanggan, beban kerja dan pasokannya meningkat hingga akhirnya menipiskan marginnya.

Dia mengemukakan sebuah gagasan. Wang mulai menaikkan harganya pada makanannya yang lebih murah sampai orang-orang tidak datang. Begitu sampai pada titik harga yang tepat, dia pindah ke tempat yang lebih kecil dengan hanya empat meja.

Hal ini memungkinkan dia untuk melayani produk dengan kualitas terbaik. Ini juga mengurangi biaya tenaga kerja sambil mempertahankan margin yang bagus. "Saya ingin makan sup mi terbaik di Taiwan," kata Wang.

Terlepas dari semua keberhasilan itu, Wang mengatakan dia jauh dari keinginan untuk pensiun. Sementara anaknya saat ini menjalankan operasi sehari-hari, Wang masih bangun pagi-pagi untuk membuat kaldu agar tetap aktif dan sehat.
Kini Niu Ba Ba sekarang terkenal sebagai toko mi sukses. Namun chef Wang mengatakan, bisnis Niu Ba Ba tak berjalan baik pada tahap awal. Niu Ba Ba pertama kali dibuka di Kanda, Tsung Yuan kemudian pulang kampung ke Taiwan pada 1990 dan membuka Niu Ba Ba kembali.

"Ternyata rasanya tidak cocok untuk lidah orang Taiwan dan bisnisnya jadi buruk. Rekan kerja ayahku keluar setelah 11 hari toko dibuka," cerita putra Wang, Eric.

Setelah kejadian tersebut, Wang meracik kembali rasa mi. Proses tersebut membutuhkan waktu bertahun-tahun. Hingga kini Nie Ba Ba menjadi destinasi kuliner dari para wisatawan.

"Kami ingin lebih fokus kepada semangkuk mi yang sempurna. Jika terlalu banyak pembeli akan lebih berpengaruh kepada jumlah daripada kualitas," kata Eric.

0 komentar :

Posting Komentar